Cerita Kenapa Orang Berpikir Kalau Aku Pendiam/Pemalu

Akhirnya aku memberanikan diri untuk menulis ini.

Jadi, sebenarnya dari SD aku sering dibully. Banyak yang bilang "ah, itu cuma ejekan. Itu cuma bercandaan".

Hal tentang diriku yang menjadi bahan bully berbeda-beda setiap jamannya. Pernah juga ada teman yang menyebarkan fitnah tentang diriku seperti tukang mencontek misalnya. Bahkan, ada yang terang-terangan bilang kalau aku putih seperti setan/hantu.

Aku pikir, ketika aku sudah semakin dewasa, udah beranjak SMA, semua selesai. Ternyata, tidak. Entah apa kesalahan yang pernah tidak sengaja aku lakukan, tiba-tiba banyak orang yang membenciku. Tiba-tiba beberapa orang bilang seperti ini (kurang lebih): "Lu ngapain ikut campur. Lu ngapain ikut kita. Lu diem aja!". Hal itu terjadi ketika teman-teman sedang duduk bersama untuk berbincang di waktu istirahat. Bahkan, pernah juga ada masa ketika ada sebuah perayaan di sekolah dan aku benar-benar tidak diajak untuk berpartisipasi. Sepertinya ketika ada pertunjukan drama antar kelas. Aku hanya diminta untuk berdiri seperti patung saja di pinggir panggung, seperti orang yang kurang kerjaan dan gak punya tujuan.

Tidak hanya itu saja. Segerombolan teman lain pun pernah diam-diam tanpa sepengetahuanku mendownload foto diriku, lalu mengupload pada group BBM yang dimana aku tidak ikut karena ponselku bukan blackberry. Di dalam group itu, mereka mengejek aku, mejelek-jelekan aku. Dan aku mengetahui hal ini dari seorang teman yang tidak sekelas denganku dan dia mengetahui hal ini dari teman lain yang juga tidak sekelas denganku. Rasanya sakit, ketika teman yang sudah aku anggap sebagai teman dekat dan lama, sempat ikut membicarakanku walaupun dia bukan pembicara utamanya (tapi sekarang kami sudah baikan).

Ada hal lain lagi. Ketika aku berkesempatan untuk membawakan presentasi di depan kelas karena dipilih oleh guruku, ada sekelompok orang yang menertawaiku karena suaraku yang jelek (seperti suara anak-anak, dsb). Hal itu sungguh membuatku malu, sampai-sampai aku tidak beani untuk berbicara di depan banyak orang saat itu. Bahkan, aku pernah duduk sendirian di sudut ruangan pada sebuah acara yang aku datangi (bukan acara sekolah dan peserta lain juga bukan teman satu angkatanku), hanya karena aku tidak berani menghampiri peserta lain. Aku takut kehadiranku membuat suasana menjadi buruk. Sampai-sampai orangtuaku berpikir aku aneh, tidak pernah menyapa anak dari teman-teman orang tuaku di acara itu.

Belum lagi masalah ketika aku masih SMP. Aku pernah menjadi bahan omongan kakak kelas karena ada seorang murid dari angkatan mereka yang mendekatiku dan waktu itu aku pernah mengobrol dengan orang itu. Orang yang mendekatiku juga dibully, tetapi awalnya aku tidak tahu separah apa. Dan aku kesal dengan orang itu karena sampai membuat aku ikut dibully.

Memang, sewaktu aku masih kecil sekali, aku berbeda dari pada yang lain. Tidak seperti anak pada umumnya. Aku tidak bisa bicara sampai umur sekian (lupa), sampai aku dibawa terapi. Akupun tak tau mengapa, aku hanya mendengar cerita dari keluargaku. Tapi, aku semakin tidak menyangka kalau banyak hal yang lebih menakutkan lagi.

Pesan dari aku, tolong berhenti untuk membully orang lain. Kalian tidak akan pernah tahu kalau di masa depan, orang tersebut bisa lebih sukses dari pada kalian yang membully. Kalian tidak tau, akibat apa yang kalian timbulkan. Seperti aku yang pernah mengalami mental breakdown dan depresi. Tapi, untungnya semasa kuliah aku tidak di bully, jadi aku bisa merasakan kebebasan, walaupun di dunia kerja sempat pernah di bully lagi.

0 Comments