Aku tidak tau apakah dia suka aku atau tidak. Aku terus menerka-nerka setiap hari.
Hampir setiap hari kami berkomunikasi. Entah tengang pekerjaan, ataupun bukan tentang pekerjaan. Mulai dari hal yang lucu, maupun tidak lucu.
Aku suka cara dia tertawa. Walaupun dia terlihat menjengkelkan, menertawakanku, aku tidak benar-benar marah. Bahkan, aku senang ada orang mau tertawa bersamaku.
Akupun tidak masalah untuk menemaninya. Seperti malam-malam chat dengannya dan memastikan kalau dia sedang baik-baik saja. Seperti beberapa waktu yang kita lalui. Dia juga pernah meneleponku di malam hari untuk memastikan kalau aku tidak sedang panik atau kebingungan.
Mungkin, bagi kebanyakan orang, diberi hadiah berupa barang adalah hal yang dinanti-nanti dari lawan jenis. Namun bagiku, tertawa dan bercerita bersama jauh lebih penting. Dia bukan tipe orang yang suka memberi hadiah berupa barang. Dan setiap orang punya caranya masing-masing.
Dia pernah berkata kepadaku "kalau ada apa-apa cerita sama gw". Dia juga beberapa kali menanyakan apakah aku baik-baik saja. Dia pernah memujiku ketika aku berhasil melakukan sesuatu. Aku berhasil untuk impress dia.
Dia yang paling tau sikap aku. Saat aku senang ataupun panik. Dia juga yang memberiku semangat. Dia juga lawan jenis yang pertama kali mengucapakan selamat ulang tahun kepadaku selain anggota keluargaku.
Aku menemaninya di malam itu. Saat aku tau kalau mungkin dia membutuhkan bantuan dariku. I do my best. Dan dia mengucapkan terima kasih kepadaku karena sudah membantunya dan menemaninya.
Aku ingin menjadi orang yang lebih baik di hadapannya tanpa merubah diriku. Maksudku, dengan tetap menjadi diriku sendiri.
Dia tempatku bercerita, walaupun awalnya aku malu. Dia yang tau kekuranganku, bahkan penyakitku. Dia yang bisa menenangkanku ketika aku terjatuh. Dia yang banyak memberiku masukan.
Aku memikirkannya. Tanpanya, hari terasa sepi.