Tiba-tiba aku teringat akan masa lalu aku sekitar 12-14 tahun yang lalu, dimana saat itu aku masih menjadi seorang remaja berseragam putih biru.
Waktu itu, tahun 2006 adalah tahun pertama bagi aku untuk mempunyai sebuah ponsel. Ponselku tidak canggih, namun layarnya sudah berwarna. Layarnya juga tidak besar. Melalui ponsel itu, aku bisa berkomunikasi dengan teman. Aku bisa mendapatkan banyak pengalaman melalui ponsel itu. Mulai dari bertukar pikiran dengan teman mengenai pelajaran sekolah, dunia musik dam film, dan lainnya. Sampai membahas siapa artis paling ganteng, bahkan siapa kakak kelas paling ganteng.
Dikala itu, kartu uno adalah hiburan yang paling membanggakan selain menonton dvd. Masa itu juga menjadi masa saat pertama kalinya aku menyukai dunia novel dan cerpen. Ada seorang temanku yang memberitahu kepadaku betapa nikmatnya membaca novel bergenre romansa ala remaja.
Waktu istirahat di sekolah lebih banyak dihabiskan untuk bergosip dengan teman satu kelas atau kelas lain. Kadang, aku mengunjungi perpustakaan sekolah sewaktu istirahat tiba.
Saat itu juga, aku pernah mengikuti latihan paduan suara untuk pertamakalinya dalam hidupku, walaupun pada akhirnya aku tidak lolos dalam audisi peserta konser paduan suara. Benar-benar menjadi sebuah pengalaman yang baru bagiku, yang sebelumnya lebih tertarik untuk menjadi seorang penari dan pemain piano (jika kamu sudah lama mengenal aku, aku pernah menjadi seorang penari).
Yang paling aku ingat ketika aku dan temanku membicarakan mengenai film high school musical dan camp rock. Kami tergila-gila dengan film itu. Aku menyukai karakter gabriella dalam film high school musical dan juga aku menyukai lagu-lagu dalam film high school musical dan camp rock. Bahkan, aku sampai mempelajari nada pianonya.
Walaupun aku bukanlah murid yang pintar, aku mengajarkan pelajaran kepada temanku atau berdiskusi bersama. Aku masih ingat dengan benar bagaimana aku mengajarkan matematika kepada teman sekelasku. Aku juga membuatkan skrip percakapan drama untuk ujian praktik bahasa inggris kelompok aku dengan kemampuan bahasa inggrisku yang biasa saja. Lalu, aku mengundang teman satu kelompok aku untuk datang ke rumahku. Aku senang sekali.
Aku selalu mensyukuri masa itu. Banyak temanku yang mau menolong aku ketika aku membutuhkan pertolongan. Beberapa temanku tau kalau aku takut dengan ketinggian di alam seperti jalanan yang curam. Seorang teman membantuku ketika diadakan acara jalan bersama di daerah pegunungan dan ada sebuah jalan yang sempit dan curam, meskipun ia tidak tau kenapa aku bisa sampai ketakutan. Aku membalas budi kebaikannya dengan mengikutsertakan namanya kedalam kelompok drama bahasa inggrisku dan hal kecil lainnya.
Terima kasih atas semua kenangan itu