You Are You - 6

"Lihat, Yoon-bi sudah datang!" ucap Hye-jin.
"Loser!" ucap Hye-jin sekali lagi.
"Choi Hye-jin, kenapa kamu selalu bersikap seperti itu denganku?" tanya Yoon-bi.
"Kamu penasaran? Silahkan cari tahu sendiri!" ucap Hye-jin sambil menarik Yoon-bi dari depan kelas menuju samping lapangan.
"Kalau kalah, ngaku saja! Kamu bisa mencuri perhatian Jong-seok. Selalu mendapat nilai tertinggi di kelas. Semua guru peduli terhadapmu. Kamu belum puas?" tanya Hye-jin sambil menahan Yoon-bi di tembok.

Yoon-bi hanya diam. Dia tidak berani melawan Hye-jin terlalu dalam. Yoon-bi takut kena marah guru dan beasiswanya dicabut karena dilaporkan membuat masalah dengan murid lain.

"Kamu mau melaporkanku ke guru Song? Silahkan! Aku tidak takut dengan orang lemah sepertimu," ucap Hye-jin.

Jong-seok melihat Yoon-bi dan Hye-jin di pinggir lapangan. Jong-seok kasihan dengan adik angkatnya itu, tapi Joong-seok tidak berani menyiksa kembali Hye-jin, karena Hye-jin adalah anak dari kepala sekolah Choi.

"Hye-jin, walaupun kamu anak kepala sekolah, aku tidak akan takut. Suatu hari nanti, kepala sekolah akan tahu siapa sebenarnya Choi Hye-jin," ucap Yoon-bi.

Hye -jin mengangkat tangannya dan ingin menampar Yoon-bi. Namun, sebelum berhasil menampar Yoon-bi, Yoon-bi melihat kakak angkatnya dan memanggilnya.

"Hyong!" ucap Yoon-bi. Yoon-bi melepaskan tangannya dan membatalkan niatnya untuk menampar Hye-jin.
"Sejak kapan kamu punya kakak? Anak yatim piatu satu ini tidak beruntung. Sudah seumur ini tidak tahu siapa keluarga aslinya," ucap Hye-jin.
"Hentikan!" ucap Jong-seok.
"Oops, pelindungnya sudah datang," ucap Hye-jin.

Jong-seok mendorong badan Hye-jin sehingga dia bisa menarik lengan Yoon-bi dari Hye-jin.

"Hye-jin, jangan maca-macam dengan adikku lagi!" ucap Jong-seok.

Jong-seok dan Yoon-bi duduk sebenatar di depan kelas walau mereka sudah melihat guru Song memasuki kelas mereka.

Setelah duduk di depan kelas, mereka berdua membuka pintu kelas dan masuk ke dalamnya. Guru Song dan teman-teman kaget melihat mereka berdua terlambat masuk ke kelas bersama.

"Jong-seok, Yoon-bi, kenapa kalian terlambat masuk ke kelas lagi?" tanya guru Song.
"Mianhae!" ucap Jong-seok dan Yoon-bi bersamaan.
"Aku ingin bertemu kalian berdua di ruang guru pada jam isitirahat nanti! Sekarang, silahkan kalian duduk," ucap guru Song.

***

"Kalian ada masalah apa? Kenapa kalian beberapa kali terlambat masuk ke dalam kelasku?" tanya guru Song.
"Ada seorang murid yang.." ucap Jong-seok.
"Ani!" ucap Yoon-bi.
"Kalau tidak ada apa-apa tapi kalian terlambat, kalian bisa dipanggil kepala sekolah dan masuk ke dalam daftar murid bermasalah. Yoon-bi, apa kamu ingin beasiswamu berakhir?" tanya guru Song.
"Aku tidak melakukan kesalahan," ucap Yoon-bi.
"Guru Song, tadi pai ada dua murid perempuan yang berantem di dekat lapangan," ucap guru Kim.
"Siapa itu?" tanya guru Song.
"Kelihatannya dari kelas 2-2," ucap guru Kim.

Yoon-bi takut. Ternyata, seorang guru sudah melihat dirinya dan Hye-jin tadi pagi di dekat lapangan. Yoon-bi sebenarnya tidak ingin mendapatkan masalah. Tapi, dirinya sudah tidak tahan untuk semua penderitaan ini.

"Yoon-bi, apakah tadi pagi kamu berantem di dekat lapangan?" tanya guru Kim.
"Ye," ucap Yoon-bi takut.
"Guru Song, tadi aku melihat Yoon-bi dan Hye-jin bertengkar," ucap guru Kim.
"Jong-seok, panggilkan Hye-jin kesini!" ucap guru Song.

Berita pertengkaran antara Hye-jin dan Yoon-bi sudah menjadi pembicaraan beberapa guru, bahkan kepala sekolah mendengarnya. Dia tidak ingin anak satu-satunya itu terluka karena bertengkar dengan siapapun.

Hye-jin masuk ke dalam ruang guru. Jong-seok disuruh untuk menunggu di luar ruangan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah angkat bicara dama masalah yang menimpa putrinya itu.

"Appa, dia hampir menamparku!" ucap Hye-jin.
"Menamparmu? Yoon-bi ingin menamparmu?" tanya kepala sekolah Choi.
"Ye!" ucap Hye-jin.

Hye-jin seperti sedang bermain drama. Dia mengatakan hal-hal yang membuat ayahnya berpikir bahwa dia tidak salah.

"Aku tidak melakukan kesalahan," ucap Yoon-bi.
"Apa kamu bilang? Memarahi dan ingin menampar bukanlah sebuah kesalahan?" tanya kepala sekolah Choi.
"Ye! Anak anda sudah membuatku menderita," ucap Yoon-bi.
"Benar seperti itu?" tanya kepala sekolah Choi.
"Tadi pagi aku tidak melakukan apa-apa," ucap Hye-jin.

Hye-jin tidak mengakui kesalahannya. Dia memang belum menyiksa Yoon-bi sepenuhnya, tapi sudah berkali-kali mengejeknya. Semua itu membuat Yoon-bi merasa tersakiti.

"Yoon-bi, kamu akan saya masukkan kedalam daftar murid bermasalah dan silahkan orang tuamu menemui saya besok," ucap kepala sekolah.
"Kalau anda ingin mengeluarkan saya dari sekolah ini, keluarkan saja! Saya tidak melakukan kesalahan apapun," ucap Yoon-bi.
"Oke, besok jangan datang kesini lagi! Setelah itu, jangan bertemu putriku, karena kamu ingin menyakitinya," ucap kepala sekolah.

Yoon-bi keluar dari rang guru dengan perasaan campur aduk. Jong-seok menariknya dan mengajaknya berbicara di dekat lapangan sekolah.

"Bagaimana?" tanya Jong-seok.
"Beliau membela anaknya dan menyalahkanku. Beliau ingin memanggil eomma, tapi aku tidak tega, sehingga aku membela diri dengan mengatakan bahwa aku tidak bersalah telah bertengkar. Akhirnya, aku dikeluarkan dari sekolah ini," ucap Yoon-bi.

Yoon-bi menangis di samping Jong-seok dan Jong-seok memeluknya. Yoon-bi yang malang. Dia tidak tahu tentang masa kecilnya, dan selalu tersiksa oleh Hye-jin. Yoon-bi berharap dengan keluarnya dia dari sekolah ini, dia bisa terlepas dari penyiksaan ini.

***

Dear eomma,
Aku sudah mulai ingat sesuatu. Aku tidak lahir dari Incheon, tapi lahir dari Seoul.
Aku sudah dikeluarkan dari sekolah itu dan aku berniat untuk pergi ke Seoul untuk mencari tahu siapa aku sebenarnya.
Terima kasih untuk kasih sayang selama hampir dua bulan ini. Aku pasti kembali kerumahmu.
- Lee Yoon-bi -

Kyo Eun-ri menangis saat membaca tulisan dari anak angkatnya itu. Lee Yoon-bi memilih untuk pergi sendirian ke Seoul. Kyo Eun-ri mengecek laci di kamar Yoon-bi, tempat Yoon-bi menyimpan tabungan dan uang cadangan yang diberikannya. Laci itu kosong. Yoon-bi membawa seluruh uang yang dimilikinya.

"Eomma kenapa menangis?" tanya Jong-seok.
"Baca surat ini!" ucap Kyo Eun-ri.

Jong-seok kaget dan hampirtidak percaya. Adik angkatnya itu melarikan diri ke Seoul sendirian.

"Aku harus mencarinya!" ucap Jong-seok.

Jong-seok bergegas keluar rumah dan menuju halte bis untuk menuju Seoul.

BERSAMBUNG.....

0 Comments