You Are You - 1

Incheon, 7 tahun kemudian

"Yoon-bi, ajarkan kami matematika!" ucap Soo-ri.
"Baiklah! Siapa yang bisa mengerjakan soal perkalian?" tanya Yoon-bi.
"Aku!" ucap Jae-sung.
"Coba kerjakan soal ini di depan!" ucap Soo-ri.
"Ye, Yoon-bi eonni!" jawab Jae-sung.

Rainbow House adalah rumah yatim piatu yang terletak di Incheon. Yoon-bi sudah tinggal di tempat ini selama 7 tahun, tepatnya setelah ditemukan pingsan di sebuah jalanan karena kecelakaan. Yoon-bi merasa bahwa semua anak-anak yang tinggal di sini adalah keluarganya. Yoon-bi merasa bahagia bersamanya.

(Flashback)
"Astaga! Gadis ini terluka. Tak ada yang menolongnya," ucap Kang Mi-ran, pemilik Rainbow House.
"Ada apa?" tanya seorang pria.
"Anak ini terluka. Dia pingsan. Mungkin dia tertabrak oleh sebuah mobil di jalan ini," ucap Kang Mi-ran.
"Mari naik mobil saya! Kita bawa dia ke rumah sakit," ucap pria itu.

Sesampainya di rumah sakit, dokter memeriksa keadaan anak kecil itu. Luka yang dialaminya langsung di jahit.

"Bagaimana keadaan anak itu?" tanya Kang Mi-ran.
"Anak ini mengalami amnesia sebagian. Sebagiam dari memorinya hilang. Mungkin dia masih ingat siapa nama dia," ucap Dokter.
"Ah, kamsahamnida!" ucap Kang Mi-ran.

Kang Mi-ran memasuki ruang tempat anak itu dirawat dan duduk di samping kasurnya.

"Aku ada di mana?" tanya gadis itu.
"Kamu di rumah sakit. Kamu mengalami kecelakaan. Kamu ingat siapa namamu?" ucap Kang Mi-ran.
"Yoon-bi," ucap gadis itu.
"Kamu ingat dimana rumahmu?" tanya Kang Mi-ran.
"Aku tidak tahu dimana rumahku," ucap Yoon-bi.

Kang Mi-ran memeluk gadi itu dengan perasaan iba. Kang Mi-ran ingin merawat anak itu ketika dokter sudah memperbolehkan dia keluar dari rumah sakit.

"Yoon-bi, setelah kamu diperbolehkan pulang, bagaimana kalau kamu ikut saya saja? Kamu akan punya banyak teman di Rainbow House," ucap Kang Mi-ran.

"Aku ingin punya teman baru," ucap Yoon-bi.

***

"Yoon-bi, bisa bicara sebentar?" tanya Kang Mi-ran.
"Ye!" ucap Yoon-bi.

Yoon-bi duduk di depan meja kerja Kang Mi-ran, ibu asuh dari Yoon-bi.

"Ada apa bu?" tanya Yoon-hee.
"Yoon-hee, sebentar lagi memorimu akan kembali secara perlahan. Apa yang ingin kamu lakukan setelah itu? Aku dengar, ada seorang ibu yang ingin mengadopsimu. Kamu ingin memulai hari barumu dengan ibu itu?" tanya Kang Mi-ran.
"Ibu? Aku akan punya ibu? Bagaimana kala aku pikirkan dulu?" tanya Yoon-bi.
"Ye! Empat hari lagi ibu itu akan mengunjungi tempat ini," ucap Kang Mi-ran.
"Ye! Kamsahamnida," ucap Yoon-bi sambil berjalan meninggalkan ruagan Kang Mi-ran.

Yoon-bi masuk ke kamar untuk mengambil tasnya dan segera pergi menuju ke sekolah. Mau tidak mau, dia harus pergi ke sekolah setiap hari walau tidak punya teman dekat di sekolahnya. Semua temannya mengejeknya.

Sekolah menengah Seowoon memberikan beasiswa kepada beberapa anak yatim piatu, termasuk kepada Yoon-bi. Yoon-bi adalah siswi paling pintar di kelasnya, sehingga beasiswa datang padanya.

"Annyeohaseo!" ucap Yoon-bi.
"Lihat! Siapa yang sudah datang," ucap Hye-jin.
"Choi Hye-jin! Apa yang ingin kamu lakukan kepadaku?" tanya Yoon-bi.
"Hei, anak yatim piatu!" ejek Ga-in.

Ga-in dan Hye-jin membawa Yoon-bi ke luar kelas menuju depan lapangan sekolah. Mereka berdua ingin mengerjai Yoon-bi lagi.

"Yoon bi!" ucap Hye-jin sambil mendorong kepala Yoon-bi ke belakang.
"Hye-jin," ucap Yoon-bi.
"Bilang saja kalau kamu pernah mencuri soal-soal ujian! Pantas saja, orang sepertimu bisa mendapat nilai 100 pada ujian matematika dan 95 pada fisika," ucap Hye-jin.
"Hye-jin," ucap Yoon-bi.
"Mau mengelak?" tanya Hye-jin.

Hye-jin mengambil botol air yang dipegang oleh Ga-in dan menyiram wajah Yoon-bi. Tiba-tiba, seorang anak laki-laki melihatnya dan mendatanginya.

"Hei, Choi Hye-jin!" ucap Jong-seok.
"Oops!" ucap Hye-jin di depan Yoon-bi.
"Yoon-bi, kamu tidak apa-apa?" tanya Jong-seok.
"Jong-seok!" ucap Hye jin.

Lee Yoon-bi langsung berlari meninggalkan Hye-jin, Ga-in, dan Jong-seok. Jong-seok mengejar Yoon-bi dan ingin melindunginya.

"Apa yang dia lakukan denganmu?" tanya Jong-seok.
"Gwaenchanh-a!" ucap Yoon-bi.
"Yoon-bi!" ucap Jong-seok sambil memberikan sebuah kantong plastik untuknya.
"Baju olahraga?" tanya Yoon-bi.
"Pakailah! Nanti kamu masuk angin kalau memakai seragam yang basah," ucap Jong-seok.
"Gomawo," ucap Yoon-bi.

BERSAMBUNG.....

0 Comments