#15 Kalau Orang Lain Bisa, Kenapa Aku Tidak Bisa?

Kalau orang lain bisa, kenapa aku tidak bisa?

Ini adalah salah satu hal yang aku terus pikirkan sejak beberapa tahun yang lalu. Bahkan, sepertinya sejak aku mash kecil. Aku tinggal di lingkungan dengan teman-teman yang berbeda kemampuan dan berbeda hobi. Melihat semua orang yang terus menunjukan apa kelebihannya, semakin membuatku berpikir, kenapa aku tidak bisa?

Kemampuan setiap orang memang berbeda, namun ada beberapa hal yang seharusnya aku bisa lakukan dan kebanyakan orang bisa lakukan. Misalnya: ikut pelayanan sosial beberapa kali, membantu di peelayanan gereja, mengajari teman, dan lain sebagainya. Termasuk punya pasangan.

Memang dari waktu muda dulu, banyak yang menjauhi aku, seolah-olah memberi isyarat kalau aku tidak bisa punya banyak teman, apalagi pacar. Hal terbesar yang mengganjal mereka adalah "keanehanku". Aku yang cadel, aku yang pendek, dsb. Bahkan, ada orang yang menjauhiku tanpa alasan.

Awalnya, untuk keluar dari zona nyamanku, waktu aku SMA, aku coba bikin novel sendiri. Begitu jadi 1 karya dan aku pamerkan kepada temanku, apa reaksi mereka? Pujian? Tentu bukan. Yaitu tertawa. Beberapa teman tertawa, seperti seolah-olah meremehkanku. Lalu, ada yang mengejekku. Lalu, aku tidak berhenti begitu saja. Aku terus mencoba membuat beberapa novel lainnya dan ternyata banyak orang yang sudah membacanya.

Hal lain yang sempat jadi bahan tertawaan adalah diriku yang sulit mendapatkan pacar. Aku berusaha, namun yang terjadi adalah dijauhi berkali-kali. Entah ada alasan yang jelas atau alasan yang tidak jelas. Aku terus mencari, sampai akhirnya di usiaku yang sudah menginjak 29 tahun ini, akhirnya akun mendapatkan seorang pacar yang resmi. Sebelumnya ada yang minta jadi pacar, tapi karena LDR aku mundur perlahan dan hanya bertahan hampir 1 minggu saja. Yang itu tidak bisa aku katakan sebagai pacar beneran karena hanya pihak laki-laki yang menganggap aku sebagai pacar, namun aku tidak mau. 

Mungkin sekarang sudah waktunya untuk memiliki apa yang tidak pernah aku miliki sebelumnya. Aku sudah menuju usia kedewasaan, sudah saatnya memiliki seorang pacar, membangun komitmen bersama, dan sebagainya. Agar aku bisa tunjukan kepada banyak orang yang meremehkanku kalau aku juga mampu.

Kalau orang lain bisa, kenapa aku tidak bisa?

Progress setiap orang itu berbeda. Mungkin aku termasuk terlambat, usia 29 tahun baru punya pacar pertama. Tapi, apa salahnya? Karena aku bukan orang yang mau sembarangan dengan siapapun. Akupun pernah menolak orang tidak dikenal yang minta jadi pacar. As I grow older, I want to be wise with my own life. Bagiku, yang penting bukanlah seberapa cepat aku mencapai tujuan hidupku. Namun, seberapa tepat dan yakin untuk mencapainya. Dibarengi dengan usaha dan doa.

Aku berusaha menjadi pribadi yang lebih dewasa, lebih bijak, tidak main-main, dan lebih serius lagi. Mengkesampingkan hal-hal yang tidak perlu dilakukan untuk mengejar apa yang perlu aku kejar untuk tujuan terbesarku. Aku mulai berlajar perlahan dari berbagai sumber untuk mencapai apa yang aku inginkan. Kalau orang lain bisa, kenapa aku tidak bisa?


Comments

Popular Posts