#3 Aku Bangga dengan Dia

Aku tidak pernah punya kriteria harus medapatkan pasangan yang kaya raya atau gajinya berkali lipat dari pada gajiku. Apa yang lebih penting? Atitute. Yes!

Coba kalian bayangkan. Misalkan ada pria kaya, mapan, punya perusahaan, pakaiannya branded, sering business trip, dsb deketin kita dengan bilang dia mau terima apa adanya, mau beliin rumah dan lainnya, tapi kita sama sekali gak ada perasaan cinta ke dia. Terlebih, gak suka sama attitude dia. Lalu, kalian mau terima dia? Tentu tidak, bukan?

Seperti pengalamanku yang dideketin pria seperti ini, baru 1 minggu sudah aku minta berhentikan. Kenapa? Karena dia tidak bisa menerima aku yang hobi nonton k-drama sambil balas chat dari dia. Ada hal lain lagi yang bikin aku jengkel, yaitu dia dari pagi sampai malam (malam diatas jam 10), tidak ada kabar sama sekali. Tapi apa? Dia marah ke aku, katanya aku yang gak kasih dia kabar. Tapi kondisinya waktu itu, aku lagi sakit. Saat itu aku kesal bukan main. Kata dia, aku yang gak kasih kabar? Halo, dia aja beralasan hp nya seharian mati gak di charge. Hei, ada kan teknologi aplikasi Line for windows or mac?

Berbeda jauh dengan pria yang sekarang ini ada di sisiku. Dia sama sekali gak pernah melarangku untuk melakukan apa yang ingin aku lakukan. Mau aku nonton k-drama sambil chat dia, silahkan. Mau aku ikut kegiatan apapun sampai gak biaa chat dia, silahkan. Dia gak pernah melarang aku untuk berkembang. Lalu, apakah dia orang kaya raya? Tidak. Dia kurang lebih sepertiku, rakyat biasa yang tinggal di Bintaro. Bagiku sudah cukup, karena menurutku sudah setara, yaitu tinggal di daerah yang sama.

Aku bangga dengan dia yang merupakan seorang pekerja keras. Dia punya usaha sampingan untuk berjualan. Setidaknya, dia bukan orang yang hanya duduk diam saja. Papaku juga meng-apreciate orang yang punya niat untuk mencari uang tambahan daripada gaji kerja kantoran. Menurut papaku, wajar saja jaman sekarang orang mencari penghasilan tambahan. Aku suka cerita ke beliau soal kenalan-kenalanku yang punya usaha sampingan dan beliau bilang "ya bagus, buat cari uang tambahan". Karena di keluarga papaku, dulu nenekku menjual segala macam makanan untuk mencari uang tambahan. Jadi, papaku sangat paham dengan orang-orang seperti itu.

Itu mengapa aku berjuang untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang dari dia. Bagiku, dia pria yang hebat. Tidak menyusahkan orang lain dan berusaha semampu dia. Aku mau bantu dia dalam masa sulitnya.

"Love is not just about receive from our couple. It's about sharing and caring to each other. If I can compliment him, that's my love language." - Melissa Fu, 2024.



Comments

Popular Posts