#6 Aku Semakin Sayang Dia (I Love Him More)

Aku hanya mau berbagi pengalaman saja, tidak bermaksud apa-apa.

Aku pecinta drama korea, apalagi kalau ada drama romantis. Jadi, aku tau banyak tentang romansa, sampai-sampai aku punya banyak novel romansa. Bisa cek pada akun wattpadku, ada 40++ judul.

Karena itu, aku jadi sering membayangkan bagaimana kalau diriku yang menjadi pemeran utama wanitanya? Pasti asik, bukan? Dicintai oleh orang yang tepat. Aku terus berkhayal, semoga jadi kenyataan.

Singkat cerita ketika aku sudah sebesar ini, aku mengalami up and down. Aku mencari laki-laki yang pantas untuk aku. Sempat aku pikir ada laki-laki yang mau jadi pasanganku, tetapi Tuhan menggagalkannya. It's okay. Sebab, aku mau fokus untuk penyembuhan tumor kulitku dulu.

Aku sudah sampai struggle, karena berujung gagal. Sedangkan banyak orang lain di luar sana yang kisah cintanya mulus. Lalu, aku pasrah sambil berdoa. Aku juga novena 9 hari berturut-turut. Aku gak minta macam-macam karena akupun masih jauh dari sempurna. Aku hanya minta pasangan yang seagama, sesuku, terima aku apa adanya, dan kalau bisa tidak LDR. Nah, akhirnya setelah lewat 2 bulan, Tuhan mengabulkan doaku.

Waktu itu, Mei 2024. Aku terkejut, speechless. Salah satu teman TK ku hadir dalam hidupku. Aku pikir, aku hanya mimpi. Atau, aku pikir dia hanya sekedar mau berteman. Ya memang, awalnya kami hanya ngobrol seperti teman lama yang baru bertemu kembali.

Lama-lama, cinta tumbuh diantara kami berdua. Dari situlah kami semakin dekat dan bisa berlanjut menjadi pasangan. Dia mau terima aku apa adanya dan sabar denganku. Maka dari itu, aku jaga hubungan ini sebaik-baiknya. Sebisa mungkin, kami menghindari konflik. Karena jujur, aku gak mau ulang lagi dari awal untuk cari kenalan baru dan mulai coba deket dengan kenalan baru. Aku sudah capek dengan semua yang pernah aku coba.

Kami menyempatkan diri untuk bertemu sebisa kami, setidaknya 1x seminggu (setelah jadi pacar). Aku semakin tau sifat dia seperti apa. Aku gak pernah sangka bahwa adegan dalam drama Reply 1988 ketika Jung Hwan melindungi Deok Sun di dalam bis saat sedang penuh sesak, juga terjadi kepadaku. Seperti apa yang baru saja aku alami pada hari Minggu kemarin dan hari Minggu sebelumnya. Dia (pacarku) benar-benar jaga aku dari belakang tubuhku. Dia merangkulku dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya memegang pegangan yang ada di atas bis/kereta. Waktu itu ketika sedang naik kereta dan benar-benar sesak sampai aku tidak kebagian pegangan tangan, dia rangkul aku. Dia bilang, dia gak mau aku kenapa-kenapa. Begitu juga ketika bis sedang penuh dan kami butuh untuk turun dari dalam, dia turun duluan. Di belakang dia, ada aku yang turut menyusul dia untuk turun dari dalam bis. Dia langsung mengulurkan tangan kanannya agar aku bisa menggenggamnya dan turun dengan selamat. Dia takut aku terjatuh karena tiga hari sebelumnya aku sempat jatuh dari tangga di depan kantorku.

Yang lebih bikin aku semakin sayang dengannya adalah ketika hari Minggu kemarin, dia ada salah denganku. Dia tau, aku pasti marah, kecewa, sampai bete. Ya gimana tidak, dia terlambat datang. Aku juga sudah kasih dia kode kalau aku kesal, ditambah itu 1 hari sebelum haidku datang (biasanya cewe udah mulai gampang bete). Dia mengakui kalau dia salah dan minta maaf. Dia gentle, dia tidak balik menyalahkanku karena aku agak bete dan sempat kabur pergi ke sebuah mall. Begitu dia datang ke tempat kami janjian, dia langsung minta maaf beberapa kali. Bahkan, aku ingat dia sampai jongkok di sebelah kursi yang aku duduki, mengulurkan tangannya, lalu ia minta maaf ulang. Saat itu juga, aku langsung luluh dan maafkan dia. Tentu saja setelah aku cuekin dia beberapa menit dengan sengaja diam sambil menghabiskan minumanku. That's why I said I love him more. Dia langsung berusaha buat menghindari konflik dan membalikan moodku yang sempet down. Muncul mode 'Let's fix this'.

Namun, walau aku tau dia salah, aku diam-diam belikan dia minuman dingin di mall waktu aku kabur sebentar. Karena apa? Karena aku peduli sama dia. Dia telat bukan karena kesiangan bangun atau lupa atau malah buat urusan dengan orang lain. Tapi karena dia bantu orang tuanya melakukan pekerjaan rumah. Dia berbakti kepada orang tuanya. Kalau seperti itu, aku gak bisa larang. Ya kan? Aku perlu jadi penyemangat dia juga. Aku beliin dia minuman karena aku sayang dia, aku maafin dia, dan aku setengah salah juga karena aku ngambek dan kabur ke mall.

Ada adegan lain yang aku alami, yaitu ketika kami sedang jalan berdua di sebuah mall di siang hari sebelum nonton di bioskop, tiba-tiba dia bilang kurang lebih begini: "Kamu butuh support aku. Kamu butuh aku rangkul dan aku peluk." (dia bilang itu sambil makan kimbap). Aku mengiyakan. Lalu, setelah keluar dari bioskop, dia bilang gini: "Can I hold your hand?". Aku mengijinkan dan akhirnya dia gandeng aku. Ini bikin hatiku langsung luluh dan ingin langsung memberi pujian kepadanya. Namun apadaya, aku malu di hadapannya. Sampai sekarang aku masih suka merasa malu.



Comments

Post a Comment

Popular Posts