#13 Denganmu

Dulu, aku struggle berat. Mulai dari jaman sekolah saat banyak orang menjelekkan aku dan mengolok aku. Ada beberapa orang juga meledek tentang fisikku. Hal itu yang bikin aku insecure dan ga berani punya teman baru. Plus, aku memang dari dulu introvert.

Aku berulang kali naksir sama orang yang berbeda, tetapi tidak pernah berhasil. Ada yang menjauh karena masing-masing dari kali sibuk, sampai aku tidak ada rasa suka lagi dengannya. Ada yang tiba-tiba bilang ke aku kalau dia sedang tidak cari pacar (lalu, PDKT kami untuk apa?). Ada yang akhirnya membuat pengakuan sendiri kalau selama ini bohong dan ternyata sudah ada orang lain (what???). Dan lainnya. Ada juga karena aku yang mundur karena aku merasa tidak pede dan tidak yakin. Juga karena aku tidak ads rasa apapun dengan orang itu. Ya, macam-macam lah.

Lalu, di tahun 2023 aku semakin struggle. Tingkat struggle-ku sudah memuncak. Aku berulang kali berpiki, memangnya ada satu orangpun yang mau terima aku apa adanya? Aku masih jauh dari sempurna. Aku juga sudah sempat pasrah dan berserah, berpikir kalaupun pada akhirnya aku tidak ketemu siapapun, yasudah aku single aja terus sampai tua nanti. Tapi, aku tetap rajin berdoa supaya ada terang.

Lalu entah gimana, ya tiba-tiba aja, akhirnya ada orang mau terima aku apa adanya. Dia tidak langsung meninggalkan aku disaat aku sedang down, kecewa, dll. Dia berusaha menyempatkan diri untuk menemani aku ngobrol di whatsapp ketika aku sedang tidak baik. Dia peduli dan sayang sama aku. Sampai beberapa temenku appreciate ada laki-laki seperti dia.

Aku, yang dulu sampai nangis di kamar karena struggle ketika dokter mengatakan kalau aku ads tumor di kulitku dan khawatir aku tidak pernah diterima oleh laki-laki manapun, sekarang berubah menjadi ceria. Aku sudah menemukan orang yang mau menerimaku apa adanya. Itulah yang membuat aku jatuh cinta dengannya.

Denganmu, kita jalani semua ini. Saling berbagi baik maupun buruknya diri kita masing-masing. Berusaha supaya kita tidak bertengkar. Aku teharu waktu kamu langsung minta maaf, ketika aku sedang bad mood di hari Minggu itu. Sampai-sampai, aku belum bisa melupakan moment itu.

Akupun juga sama, aku tidak ada niat untuk menjauhimu karena kekurangmu yang aku tau itu. Aku simpan sendiri rahasia itu, biar itu jadi urusan kami berdua saja. Karena apa? Dijauhi karena sebuah kekurangan yang memang adanya seperti itu sungguh tidak mengenakan. Bisa membuat trauma. Karena aku tahu bagaimana rasanya dan betapa beratnya, maka aku mengontrol diriku agar aku tidak menjadi seperti orang-orang yang melakukan itu.

Aku senang sekali, kamu tidak pernah meninggalkanku dengan kondisiku. Mau memdengarkan ceritaku. Waktu aku bilang aku sakit, kamu peduli sama aku. Bukan dengan cara kirim obat atau apa, tapi kamu mau temenin aku ngobrol supaya pikiranku jernih dan tidak teringat akan rasa sakitku. Seperti waktu aku sakit perut misalnya. Lalu, waktu aku batuk pilek juga.

Itu kenapa aku berusaha membuat hubungan ini jadi harmonis. Karena jika sampai gagal dan harus mengulang lagi untuk mencari orang baru, aku takut aku tidak sanggup. Aku tidak mau memikul salib yang lebih berat lagi. Bagiku, mencari ulang orang yang cocok dan mau menerimaku apa adanya adahal hal yang sangat sulit dan berat.

Denganmu....

Mungkin, aku yang jatuh cinta lebih dulu denganmu sebelum kamu mulai jatuh cinta sama aku. Mungkin aku yang terkesan mengejar-ngejar kamu lebih daripada sebaliknya. Karena aku punya feeling, kamulah jawaban dari semua doa yang aku panjatkan selama bertahun-tahun ini.

Love you, Jeff.

Comments

Popular Posts